JAWA KILAT
Mode Gelap
Artikel teks besar

Air Mata Mualem Pecah Saat Pimpin Apel Tim Recovery, Aceh Sedang Tak Baik-Baik Saja

Air Mata Mualem Pecah Saat Pimpin Apel Tim Recovery, Aceh Sedang Tak Baik-Baik Saja
Banjir di Aceh yang menghilangkan beberapa kampung (Dok. Ist)


JawaUpdate.com - Suasana hening menyelimuti Lapangan Lanud Sultan Iskandar Muda ketika Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab dipanggil Mualem, memimpin Apel Tim Recovery Bencana. 

Pada momen itu, air mata seorang pemimpin tak lagi mampu ia bendung. Video detik-detik haru tersebut kemudian menyebar luas di media sosial dan mengundang perhatian publik.

Dalam rekaman yang beredar, terlihat Mualem berbicara dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca saat menyampaikan kondisi Aceh yang sedang dilanda bencana. 

“Aceh sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja,” katanya saat apel tim recovery, Sabtu (29/11)

Ucapan emosional itu diutarakan di tengah situasi berat. Hujan yang tak kunjung reda memicu banjir besar di berbagai wilayah Aceh. 

Air merendam permukiman, memutus akses jalan, merusak sekolah, hingga menyapu perkebunan yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.

Di beberapa daerah seperti Aceh Tenggara, warga dilaporkan terpaksa bertahan di atas atap rumah sambil berteriak meminta pertolongan. Akses menuju lokasi sangat sulit karena derasnya arus dan tingginya permukaan air.

Sementara itu di Aceh Utara, padamnya listrik dan putusnya sinyal membuat banyak keluarga terpisah kabar. Para ibu gelisah menunggu informasi mengenai anak atau suami mereka yang belum bisa dihubungi.

Kondisi tak kalah memprihatinkan juga terjadi di Pesisir Barat. Anak-anak terpaksa menghangatkan tubuh dengan selimut basah,.satu-satunya barang yang tersisa setelah rumah mereka terendam.

Mualem mengakui bahwa tangisannya bukan sekadar bentuk empati, melainkan gambaran betapa beratnya beban yang dipikul masyarakat. Menurutnya, di balik setiap laporan kerusakan terdapat kisah manusia yang kehilangan.

Bukan hanya angka pada data resmi, tetapi cerita seorang ibu yang tak lagi bisa memasak di dapurnya, petani yang kehilangan sawah yang baru dipupuk, sampai anak sekolah yang kini tak punya seragam untuk dipakai belajar.

Pemerintah Provinsi Aceh telah menetapkan status darurat bencana. Tim evakuasi, perahu karet, logistik, dan tenaga medis langsung dikerahkan ke berbagai wilayah yang terisolasi. 

Namun cuaca yang tidak menentu membuat penanganan di lapangan tidak selalu berjalan mulus.

Di banyak daerah, warga masih harus menunggu bantuan dalam gelap malam sembari berharap suara mesin perahu karet mendekat, pertanda bantuan akhirnya sampai.

Mualem menegaskan bahwa menangis bukanlah tanda kelemahan. Aceh, yang pernah melewati masa-masa kelam dalam sejarahnya, tetap memiliki kekuatan untuk bangkit. 

Namun ia mengingatkan bahwa kekuatan itu tidak berarti masyarakat harus menahan rasa sedih. 

Pernyataan itu menjadi dorongan moral bagi warga Aceh, sekaligus seruan agar semua pihak bersatu membantu mereka yang terdampak.

Posting Komentar