JAWA KILAT
Mode Gelap
Artikel teks besar

Kenapa Afrika Tetap Miskin? Memahami Akar Masalah di Balik Kekayaan yang Tak Dinikmati Rakyatnya

Kenapa Afrika Tetap Miskin? Memahami Akar Masalah di Balik Kekayaan yang Tak Dinikmati Rakyatnya
Rakyat Afrika (Dok. Ist)


JawaUpdate.com - Saat Kamu melihat peta dunia, Afrika tampak seperti surga penuh warna. Namun realitasnya tidak seindah lanskapnya. Lantas, kenapa Afrika tetap miskin? 

Banyak negara di Afrika menyimpan kekayaan alam luar biasa, tapi rakyatnya justru hidup dalam kemiskinan. Kenapa Afrika miskin? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dalam satu kalimat, karena penyebabnya telah berakar dalam sejarah, politik, dan ekonomi.

Kenapa Afrika Tetap Miskin?

Perjalanan Afrika modern dimulai dari masa penjajahan. Negara-negara kolonial dulu membangun sistem yang hanya bertujuan mengambil sumber daya, tanpa membangun kesejahteraan masyarakat lokal. 

Walaupun bendera asing sudah diturunkan sejak lama, pola ekonominya masih sama: kekayaan diambil, tetapi hasilnya mengalir keluar.

Saat ada pemimpin Afrika yang berusaha mandiri dalam mengelola sumber daya, mereka sering menghadapi intervensi asing. Beberapa tokoh yang memperjuangkan kedaulatan ekonomi justru berakhir tragis. 

Dari sini, muncul pola bahwa kebijakan yang menguntungkan rakyat kerap dianggap ancaman bagi kepentingan luar negeri.

Kaya Sumber Daya, Tapi Tidak Menjadi Kaya

Afrika memiliki banyak sekali komoditas penting bagi dunia modern: minyak, emas, berlian, hingga cobalt dan coltan yang digunakan untuk baterai smartphone dan mobil listrik. Namun keuntungan dari kekayaan itu tidak banyak dirasakan oleh masyarakat.

Sebagian besar aset dikelola perusahaan besar dan jaringan bisnis global. Negara memang menerima pendapatan, tapi jumlahnya kecil jika dibandingkan dengan nilai yang dihasilkan. 

Alhasil, Kamu akan melihat banyak tambang megah, tetapi wilayah di sekitarnya tetap miskin dan tak tersentuh pembangunan.

Ketimpangan dalam Pendidikan dan Ekonomi

Jika dibandingkan dengan kekayaan alamnya, capaian sosial di Afrika justru sering tertinggal. Tingkat melek huruf masih rendah di banyak negara. Kesempatan sekolah terbatas, terutama bagi wilayah terpencil. 

Kondisi ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak otomatis mengangkat semua rakyat.

Misalnya, negara dengan penghasilan tinggi dari minyak atau mineral tetap memiliki masyarakat yang berjuang untuk sekadar mendapatkan layanan dasar. 

Ketimpangan penghasilan sangat besar, mereka yang dekat dengan akses sumber daya hidup lebih baik, sementara sebagian besar warga tidak memperoleh manfaat apa-apa.

Campur Tangan Asing yang Terus Mengikat

Afrika tidak berdiri sendiri dalam menghadapi masalahnya. Ada pengaruh kuat dari kekuatan internasional yang mempengaruhi pilihan politik dan ekonominya:

  • Syarat bantuan luar negeri sering memaksa pemerintah melakukan kebijakan yang justru melemahkan dukungan sosial bagi rakyat.
  • Kontrak ekstraktif memberi banyak keuntungan bagi perusahaan asing, sementara negara hanya mendapat bagian kecil.
  • Perdagangan senjata memperpanjang konflik internal sehingga pembangunan semakin sulit dilakukan.

Dengan kondisi ini, sulit bagi banyak negara untuk benar-benar menentukan nasibnya sendiri.

Harapan Itu Ada Meski Masih Rapuh

Ada beberapa contoh negara di Afrika yang berhasil membuktikan bahwa kemajuan bukan mustahil:

  • Botswana mampu mengelola pendapatan berlian untuk kesejahteraan rakyat.
  • Rwanda bergerak cepat dalam peningkatan layanan publik dan infrastruktur.
  • Di sejumlah daerah, gerakan koperasi dan pertanian lokal mulai membentuk model pembangunan mandiri.

Sayangnya, langkah seperti ini masih sering terhambat oleh kepentingan global yang terus mengincar sumber daya Afrika.

Jadi, kenapa Afrika tetap miskin?Jawabannya ada di kombinasi faktor warisan kolonial yang masih terasa, sistem ekonomi yang lebih menguntungkan pihak luar dan intervensi asing yang menekan kedaulatan. 

Posting Komentar