JAWA KILAT
Mode Gelap
Artikel teks besar

Kronologi OTT KPK di Ponorogo, Jual Beli Jabatan di RSUD Seret Crazy Rich Indah Pertiwi

Kronologi OTT KPK di Ponorogo, Jual Beli Jabatan di RSUD Seret Crazy Rich Indah Pertiwi
Indah Bekti Pertiwi, Crazy Rich Ponorogo yang terseret kasus suap (Dok. Ist) 


JawaUpdate.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT), kali ini menyasar lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Jumat (7/11)

Dari hasil operasi tersebut, sebanyak 13 orang diamankan, dan empat di antaranya resmi ditetapkan sebagai tersangka.

Kasus ini berkaitan dengan dugaan praktik jual beli jabatan di RSUD dr. Harjono Ponorogo, yang menyeret nama Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko (SUG). 

Selain Sugiri, tersangka lain yang ditetapkan adalah Agus Pramono (AGP) selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, serta dua pihak lain yakni Yunus Mahatma, Direktur RSUD dr. Harjono, dan Sucipto (SC), pihak swasta rekanan rumah sakit.

Kasus ini bermula pada awal tahun 2025 ketika beredar kabar bahwa posisi Direktur Utama RSUD dr. Harjono akan diganti oleh Bupati Ponorogo. 

Mendengar isu tersebut, Yunus Mahatma yang saat itu menjabat sebagai direktur mulai cemas akan kehilangan jabatannya.

Demi mempertahankan posisinya, Yunus diduga mulai mencari cara agar tidak dicopot. Ia kemudian menghubungi Sekda Agus Pramono dan menyiapkan sejumlah uang yang nantinya diberikan kepada Bupati Sugiri Sancoko.

Berdasarkan keterangan KPK, pada Februari 2025, Yunus mulai menyerahkan uang sebesar Rp400 juta melalui ajudan Bupati. 

Tidak berhenti di situ, antara April hingga Agustus 2025, Yunus juga memberikan tambahan Rp325 juta kepada Sekda Agus Pramono.


Namun, permintaan uang tidak berhenti di sana. Pada 3 November 2025, Sugiri disebut kembali meminta uang senilai Rp1,5 miliar kepada Yunus. 

Permintaan itu kembali ditegaskan dua hari kemudian, tepatnya 6 November 2025, hingga akhirnya pada 7 November 2025, KPK melakukan operasi tangkap tangan saat proses penyerahan uang Rp500 juta berlangsung.

Peran Indah Pertiwi: “Teman Dekat” yang Mencairkan Uang

Salah satu sosok yang menarik perhatian dalam kasus ini adalah Indah Bekti Pertiwi (IBP), atau yang dikenal juga sebagai Indah Pertiwi. 

Berdasarkan hasil penyelidikan, Yunus tidak langsung mencairkan uang Rp500 juta tersebut, melainkan meminta bantuan Indah, yang disebut sebagai “teman dekatnya”.

Indah Pertiwi berperan mencairkan dana itu melalui Endrika (ED), pegawai Bank Jatim. Uang yang berhasil dicairkan kemudian diserahkan kepada Bupati Sugiri melalui seseorang berinisial NNK (Ninik), yang diketahui merupakan kerabat sang bupati.

Setelah aliran dana tersebut terlacak, KPK pun langsung bergerak cepat dan melakukan OTT. Dalam operasi itu, penyidik berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk uang tunai hasil transaksi suap tersebut.

Total Suap Mencapai Rp1,25 Miliar

Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (9/11/2025) dini hari di Gedung Merah Putih, Jakarta, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan bahwa total uang suap yang diberikan Yunus Mahatma mencapai Rp1,25 miliar.

Rinciannya, Rp900 juta diterima oleh Bupati Sugiri Sancoko, sementara Rp325 juta lainnya diberikan kepada Sekda Agus Pramono. 

Uang tersebut digunakan untuk mengamankan posisi Yunus agar tidak diganti dari jabatannya sebagai direktur RSUD.

Siapa Indah Pertiwi? Sosok “Crazy Rich” dari Ponorogo

Selain keterlibatannya dalam kasus suap ini, publik juga dibuat penasaran dengan sosok Indah Pertiwi. Ia dikenal sebagai pengusaha sukses di Ponorogo dan sempat dijuluki “Crazy Rich Ponorogo”.

Dalam salah satu kanal YouTube lokal, Indah disebut sebagai pemilik Omah Lembu Farm, sebuah usaha peternakan sapi yang berkembang pesat di wilayah tersebut. 

Ia dikenal aktif berinovasi dalam mengolah hasil ternak, mulai dari produksi susu hingga daging olahan.

Dari usaha itulah, Indah disebut berhasil membangun kerajaan bisnis yang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar. 

Bahkan, ia pernah menjadi perbincangan karena kedekatannya dengan seorang gadis dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Katini, yang menunjukkan sisi kemanusiaannya.

Popularitas Indah Pertiwi bukan hanya di dunia bisnis. Ia juga sempat disebut masuk dalam bursa Calon Wakil Bupati (Cawabup) Ponorogo, bersaing dengan Lisdyarita yang kini menjabat sebagai wakil bupati.

Slogan “Menuju Ponorogo Indah” sempat beredar di media sosial, lengkap dengan foto-foto kampanye yang menampilkan dirinya. 

Namun, langkah politiknya terhenti setelah namanya tidak lolos ke tahap akhir Pilkada Ponorogo 2025, yang akhirnya dimenangkan oleh pasangan Sugiri Sancoko–Lisdyarita.

Menariknya, latar belakang keluarga Indah juga cukup dikenal. Ia merupakan putri dari H. Tobron, tokoh budaya Reog Ponorogo yang dihormati di daerah tersebut. 

Posting Komentar