Setelah Diusir Warga, Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Pilih Pindah dan Dirikan Pusat Kajian Tasawuf
![]() |
Yai Mim, eks Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim yang diusir dari rumahnya sendiri (Dok. Ist) |
JawaUpdate.com - Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau yang akrab dikenal sebagai Yai Mim, memutuskan untuk pindah rumah setelah mengalami penolakan dari warga di kawasan Jalan Joyogrand Kavling III Depag Atas, Kota Malang.
Selain untuk tempat tinggal baru, Yai Mim juga berencana membangun pusat kajian Islam dan tasawuf di lokasi barunya nanti.
Yai Mim mengaku sudah menyiapkan rencana untuk membeli sebidang tanah yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah yang ia tempati sekarang.
Tanah tersebut diketahui masih berdiri bangunan kafe dan bengkel, namun ia berniat membelinya dan membangun rumah kecil di atasnya.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak akan menunggu rumah lamanya laku terjual sebelum pindah. Begitu ada dana yang cukup, ia akan segera menempati rumah barunya.
Yai Mim saat ini sedang berusaha mengumpulkan dana untuk merealisasikan rencananya tersebut. Menurutnya, harga tanah yang ingin dibeli mencapai Rp8,5 miliar.
Meski begitu, Yai Mim menegaskan bahwa tempat barunya nanti tidak hanya akan dijadikan tempat tinggal pribadi, melainkan juga sebagai pusat kajian filsafat Islam dan tasawuf.
Ketika ditanya soal pemeriksaannya di Polresta Malang Kota, Yai Mim memilih untuk tidak banyak bicara. Ia hanya menyebut bahwa proses pemeriksaan telah selesai.
Kasus yang menyeret nama Yai Mim berawal dari perselisihan dengan salah satu tetangganya, Sahara, yang kemudian menjadi viral di media sosial. Konflik tersebut berkembang hingga kedua pihak saling melapor ke polisi.
Kasus ini turut berdampak pada karier Yai Mim di UIN Malang. Pihak kampus memutuskan untuk menonaktifkan Yai Mim dari kegiatan mengajar, dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag).
Puncak permasalahan terjadi ketika warga Joyogrand menggelar rapat pada 7 September 2025.
Dalam rapat tersebut, warga secara bersama-sama sepakat mengeluarkan surat keputusan yang meminta Yai Mim dan keluarganya meninggalkan lingkungan.
Surat itu memuat lima poin alasan, di antaranya tuduhan terkait pelanggaran norma kesopanan dan adat istiadat setempat.
Kini, Yai Mim memilih untuk menatap babak baru dalam hidupnya dengan pindah rumah dan berfokus membangun tempat kajian tasawuf dan filsafat Islam sebagai wujud kontribusinya di bidang keilmuan dan spiritualitas.