Gunung Marapi Erupsi Dua Kali dalam Sehari, Abu Vulkanik Capai 1.500 Meter
![]() |
Gunung Marapi saat mengalami erupsi (Dok. Ist) |
JawaUpdate.com - Gunung Marapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali mengalami erupsi pada Kamis siang (9/10)
Gunung dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut itu memuntahkan abu vulkanik hingga mencapai 1.500 meter di atas puncak gunung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, menjelaskan bahwa erupsi terjadi sekitar pukul 12.18 WIB.
"Telah terjadi erupsi Gunung Marapi pukul 12.18 WIB. Ini dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak gunung," kata Petugas PGA Ahmad Rifandi dalam keterangannya
Menurut laporan PGA, kolom abu yang keluar dari kawah berwarna kelabu pekat dan bergerak ke arah timur laut.
Aktivitas erupsi tersebut terekam jelas di seismogram dengan amplitudo maksimum 24,9 milimeter dan berlangsung selama 1 menit 34 detik.
Tidak hanya pada siang hari, Gunung Marapi juga sempat meletus lebih dulu pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.21 WIB. Letusan pertama tersebut menghasilkan kolom abu yang lebih tinggi, yakni sekitar 1,2 kilometer di atas puncak.
Kolom abu juga terlihat berwarna kelabu tebal dan condong ke arah timur laut. Berdasarkan data seismik, amplitudo maksimum saat erupsi pertama mencapai 29,4 milimeter dengan durasi 42 detik.
Hingga kini, status Gunung Marapi masih berada di Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas gunung api tersebut dan mengeluarkan beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar.
PVMBG melarang masyarakat, pendaki, maupun wisatawan untuk beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek, yang menjadi pusat aktivitas vulkanik.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap potensi lahar dingin, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak gunung. Potensi ini meningkat saat turun hujan atau memasuki musim penghujan.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat agar tetap siaga dan memperhatikan kondisi cuaca di sekitar gunung.
Jika terjadi hujan abu, warga diimbau untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan pernapasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Petugas juga menegaskan agar warga berhati-hati terhadap tumpukan material vulkanik di lereng gunung. Material sisa erupsi tersebut bisa terbawa air hujan dan berpotensi menimbulkan banjir lahar dingin, terutama saat hujan deras.
Kondisi ini tidak boleh diabaikan, karena banjir lahar dingin pernah terjadi pada 11 Mei 2024 dan menyebabkan puluhan korban jiwa di wilayah sekitar Marapi.
Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti setiap arahan dari pihak berwenang.