JAWA KILAT
Mode Gelap
Artikel teks besar

Meninggal hari Selasa Kliwon Menurut Primbon Jawa, Beneran Mencari Teman?

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah
(Dok. Ist) 


 Jawaupdate.com - Dalam tradisi masyarakat Jawa, waktu kelahiran dan kematian seseorang dipercaya membawa makna tersendiri. Salah satu sistem perhitungan yang digunakan untuk memahami makna-makna tersebut adalah primbon Jawa warisan leluhur yang memuat ilmu titen, filosofi hidup, hingga ramalan spiritual. 

Salah satu pembahasan menarik dalam primbon adalah tentang hari dan pasaran saat seseorang meninggal dunia, misalnya meninggal hari Selasa Kliwon menurut primbon Jawa. 

Selasa Kliwon dalam Weton Jawa

Dalam sistem penanggalan Jawa, hari Selasa memiliki neptu 3, sementara pasaran Kliwon memiliki neptu 8. 

Jika digabungkan, jumlah neptu Selasa Kliwon adalah 11. Angka ini dipercaya menyimpan sifat, karakter, dan pengaruh tertentu terhadap arwah orang yang meninggal maupun dampaknya bagi keluarga yang ditinggalkan.

Menurut beberapa kitab primbon klasik, meninggal di hari Selasa Kliwon sering kali dikaitkan dengan sosok yang kuat, berprinsip, namun menyimpan beban batin yang dalam.

 Arwah dari orang yang wafat pada hari ini diyakini memiliki semacam wasiyat gaib entah berupa pesan tak tersampaikan, atau tugas spiritual yang harus dilanjutkan oleh generasi setelahnya.

Pertanda Bagi Keluarga Menurut Primbon Jawa

Dalam tradisi Jawa, kematian bukan hanya akhir kehidupan fisik, melainkan juga momen transisi ruhani. Hari Selasa Kliwon dianggap sebagai waktu yang berada di ambang kekuatan besar antara alam nyata dan alam gaib. 

Maka tak heran, bila seseorang meninggal pada hari ini, keluarga sering diberi pesan agar lebih berhati-hati dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan tidak saling menyimpan dendam.

Kematian di Selasa Kliwon juga dipercaya bisa membawa pengaruh spiritual terhadap rumah duka. 

Oleh karena itu, masyarakat biasanya melakukan ritual khusus seperti selametan 3, 7, 40, hingga 1000 hari, sebagai bentuk penghormatan sekaligus upaya menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan arwah leluhur.

Sisi Mistis dan Nasihat Kehidupan

Selasa Kliwon kerap disebut sebagai waktu "rawan gaib", karena berdekatan dengan siklus energi mistik di alam semesta versi kejawen.

 Bukan hal aneh jika pada hari itu, masyarakat menghindari aktivitas tertentu seperti bepergian jauh atau memulai usaha penting.

Namun, kematian pada Selasa Kliwon juga diyakini sebagai tanda bahwa orang tersebut telah menyelesaikan takdir duniawinya dengan mantap. 

Ia pergi di waktu yang tidak biasa, dan itu dipercaya sebagai pertanda kuat bahwa kehidupannya mengandung nilai khusus di mata Tuhan maupun leluhur.

Primbon Jawa tidak bisa dipandang sekadar sebagai mitos atau takhayul. Ia adalah bagian dari kebijaksanaan budaya, tempat masyarakat Jawa belajar mengenali siklus kehidupan secara lebih dalam dan spiritual. 

Kematian di hari Selasa Kliwon, dalam tradisi Jawa, bukan sekadar catatan kalender, melainkan petunjuk halus yang mengajak keluarga untuk merenung, menjaga warisan kebaikan almarhum, dan menyikapi hidup dengan lebih bijaksana.

Warisan nilai dan pemahaman dari primbon semacam ini tetap relevan untuk menjaga keselarasan antara yang tampak dan yang tak tampak. Bukan untuk ditakuti, tetapi untuk dihargai sebagai kearifan lokal yang membentuk identitas budaya Jawa yang kaya dan bermakna.

Posting Komentar