Suwardi dan Bupati Sugiri Tegaskan Pentingnya Menjaga Kearifan Lokal di Era Modern
![]() |
Stafsus Wapres saat berkunjung ke Rumah Dinas Bupati Ponorogo (Dok. Kominfo Ponorogo) |
JawaUpdate.com - Diskusi hangat dan penuh makna terjadi saat Staf Khusus Wakil Presiden (Stafsus Wapres) RI, Suwardi, berkunjung ke rumah dinas Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, pada Jumat (17/10).
Pertemuan tersebut membahas pentingnya menjaga serta mengembangkan kearifan lokal sebagai bagian dari warisan budaya bangsa yang harus terus dilestarikan di tengah arus modernisasi.
Suwardi, yang juga seorang doktor dan mantan dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, menegaskan bahwa kearifan lokal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan nasional.
Ia berpesan agar generasi muda tidak melupakan akar budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur.
“Kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan. Semodern apapun masyarakat kita, generasi muda harus tetap tumbuh dalam akar budaya yang diwariskan oleh leluhur,” kata Suwardi.
Menurut Suwardi, setiap budaya memiliki nilai dan kedudukan yang sama. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak memandang budaya luar sebagai sesuatu yang lebih unggul atau lebih keren dibandingkan budaya daerah.
Sebagai contoh, ia menyebut istilah “sis” dan “bro” yang populer di budaya metropolitan sebenarnya setara dengan sapaan khas Ponorogo seperti “kakang” dan “senduk.”
“Sebagai contoh, istilah sis dan bro itu ekspresi dari kebudayaan metropolitan, sementara kakang dan senduk adalah ekspresi dari budaya Ponorogo. Jangan beranggapan bahwa istilah dari luar itu lebih modern atau lebih baik dibandingkan dengan istilah lokal kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, Suwardi menekankan bahwa kebudayaan tidak hanya sekadar bentuk ekspresi seperti bahasa atau kesenian, tetapi juga meliputi sistem sosial dan ekonomi yang melekat dalam kehidupan masyarakat.
Ia pun memberikan apresiasi atas komitmen Bupati Sugiri dalam menjaga keberagaman budaya Ponorogo.
Ia menambahkan, Reog Ponorogo merupakan warisan budaya yang luar biasa dan menjadi simbol peradaban manusia yang akarnya berasal dari Ponorogo, namun kini telah dikenal hingga ke mancanegara.
Pemerintah pusat pun memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan monumen setinggi 126 meter itu.
Sementara itu, Bupati Sugiri Sancoko menuturkan bahwa pihaknya terus berupaya memperkuat kearifan lokal agar bisa menjadi sumber kebanggaan sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.
Ia menambahkan, meski Reog Ponorogo telah memiliki banyak “cabang” di berbagai daerah, namun akar dan pusat kebudayaannya tetap berada di Ponorogo.
Dalam kunjungan tersebut, Suwardi juga disambut oleh sejumlah pejabat daerah, di antaranya Sekretaris Daerah Ponorogo Agus Pramono, Kepala BPPKAD Agus Sugiarto, Kepala DPUPKP Jamus Kunto Purnomo, Kepala Disbudparpora Judha Slamet Sarwo Edi, dan Kepala DPMPTSP Etik Mudarifah.
Pertemuan ini menegaskan bahwa pelestarian budaya lokal bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tugas bersama seluruh masyarakat untuk menjaga jati diri bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.