JAWA KILAT
Mode Gelap
Artikel teks besar

5 Pantangan di Bulan Suro yang Masih Dipegang Teguh Masyarakat Jawa, Jangan Dilanggar Kalau Nggak Mau Sial

5 Pantangan di Bulan Suro yang Masih Dipegang Teguh Masyarakat Jawa, Jangan Dilanggar Kalau Nggak Mau Sial
Ilustrasi janur pernikahan (Dok. Ist)


JawaUpdate.com - Bulan Suro atau Sasi Suro dalam kalender Jawa dikenal sebagai bulan yang sakral, penuh makna spiritual, namun juga dipercaya mengandung energi mistis yang kuat. Karena itu, pantangan di bulan Suro masih dipercaya masyarakat.

Meskipun banyak dari larangan ini tidak memiliki dasar ilmiah, namun kepercayaan terhadap pantangan-pantangan tersebut masih dijunjung tinggi sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya leluhur.

Berikut ini lima pantangan yang diyakini dapat mendatangkan kesialan jika dilakukan di bulan Suro:

1. Menikah di Bulan Suro

Menikah di bulan Suro dianggap membawa nasib buruk bagi pasangan. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, bulan ini menyimpan energi negatif yang bisa memengaruhi kehidupan rumah tangga. 

Pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan lebih rentan mengalami pertengkaran, masalah rumah tangga, hingga perceraian

Oleh karena itu, banyak masyarakat Jawa memilih menunda pesta pernikahan hingga bulan-bulan lain yang dianggap lebih baik dan membawa keberuntungan. Meski tak ada bukti ilmiah, keyakinan ini tetap dilestarikan.

2. Pindah Rumah

Pindah rumah di bulan Suro juga termasuk dalam daftar pantangan. Dipercaya bahwa energi negatif di bulan ini dapat membuat penghuni baru tidak betah, sering sakit, hingga mengalami kerugian finansial.

Banyak orang tua di Jawa menyarankan agar proses pindahan dilakukan sebelum atau sesudah bulan Suro demi menghindari gangguan yang mungkin muncul. 

Meski tidak bisa dijelaskan secara logika modern, kepercayaan ini dianggap sebagai bentuk kearifan lokal untuk menjaga keharmonisan dalam menjalani kehidupan.

3. Membangun Rumah

Tak hanya pindahan, membangun rumah juga menjadi larangan selama bulan Suro. Warga meyakini bahwa rumah yang mulai dibangun pada bulan ini tidak akan membawa keberuntungan. 

Bahkan, ada yang percaya rumah tersebut akan mudah rusak atau sering dilanda masalah, baik secara materi maupun spiritual.

Sebagai bentuk kehati-hatian, banyak orang memilih untuk menunda proses pembangunan hingga bulan lain yang dianggap lebih baik secara spiritual.

4. Bepergian Jauh

Melakukan perjalanan jauh di bulan Suro dipercaya bisa mendatangkan musibah. Energi bulan Suro yang diyakini "angker" dianggap berpotensi mendatangkan kecelakaan atau kejadian buruk lainnya.

Namun, jika bepergian tidak bisa ditunda, masyarakat disarankan untuk memperbanyak doa dan mempersiapkan diri sebaik mungkin agar perjalanan tetap aman dan selamat. Prinsip kehati-hatian ini menjadi salah satu bentuk pelestarian nilai-nilai kearifan lokal.

5. Berbicara Kasar dan Kotor

Berucap dengan kata-kata kasar, makian, atau bahasa yang tidak pantas menjadi hal yang harus dihindari selama bulan Suro. 

Dalam pandangan budaya Jawa, bulan ini dianggap suci, sehingga segala bentuk perilaku yang bisa menodai kesuciannya harus dihindari.

Menghindari kata-kata buruk bukan hanya demi menghormati bulan Suro, tapi juga bisa menjadi latihan untuk menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun pantangan di bulan suro tidak memiliki bukti ilmiah, namun masyarakat Jawa tetap menjunjung tinggi nilai-nilai ini sebagai bagian dari kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

Posting Komentar