JAWA KILAT
Mode Gelap
Artikel teks besar

Apakah Bayi Tanpa Tempurung Kepala Bisa Hidup? Ini Penjelasan Medisnya

Apakah Bayi Tanpa Tempurung Kepala Bisa Hidup? Ini Penjelasan Medisnya
Ilustrasi bayi yang lahir tanpa tempurung kepala (Dok. Ist)


JawaUpdate.com - Pertanyaan “apakah bayi tanpa tempurung kepala bisa hidup?” sering muncul saat seseorang mendengar tentang kondisi medis langka bernama anensefali. Anensefali merupakan salah satu kelainan bawaan yang tergolong serius.

Kondisi ini termasuk dalam kelompok cacat tabung saraf (neural tube defect), yaitu gangguan yang terjadi saat tabung saraf, struktur awal yang nantinya berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang, tidak menutup dengan sempurna.

Proses pembentukan tabung saraf biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah pembuahan dan seharusnya menutup sekitar hari ke-28. Jika proses ini gagal, bagian otak dan tengkorak tidak terbentuk dengan normal.

Bagaimana Anensefali Bisa Terjadi?

Saat tabung saraf gagal menutup, jaringan otak yang seharusnya terlindungi oleh tulang tengkorak justru terpapar cairan ketuban di dalam rahim.

Paparan tersebut membuat jaringan otak yang sedang berkembang menjadi rusak dan tidak dapat tumbuh dengan sempurna. Akibatnya, bayi akan kehilangan sebagian besar bagian otaknya, terutama otak besar (cerebrum) dan otak kecil (cerebellum).

Padahal, kedua bagian otak ini berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh manusia, seperti berpikir, mendengar, melihat, mengendalikan emosi, dan mengoordinasikan gerakan.

Apakah Bayi Tanpa Tempurung Kepala Bisa Hidup?

Secara medis, bayi tanpa tempurung kepala tidak dapat hidup dalam waktu lama.

Kondisi anensefali bersifat fatal karena bagian otak yang penting untuk mempertahankan kehidupan tidak terbentuk.

Sebagian besar bayi dengan anensefali meninggal saat masih di dalam kandungan. Namun, jika berhasil lahir, mereka biasanya hanya dapat bertahan beberapa jam hingga beberapa hari setelah kelahiran.

Hal ini disebabkan oleh tidak adanya struktur otak yang mengatur napas, detak jantung, dan fungsi vital lainnya.

Hingga kini, tidak ada pengobatan atau terapi yang bisa menyembuhkan anensefali. Perawatan medis yang diberikan umumnya bersifat suportif, seperti menjaga kenyamanan bayi selama hidupnya.

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Anensefali?

Penyebab pasti anensefali belum diketahui secara menyeluruh. Namun, para ahli meyakini bahwa kondisi ini dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, seperti:

1. Kekurangan asam folat selama masa awal kehamilan. Asam folat sangat penting untuk pembentukan tabung saraf janin. Kekurangannya dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf, termasuk anensefali.

2. Faktor genetik atau riwayat keluarga. Jika sebelumnya ada anggota keluarga yang mengalami cacat tabung saraf, risiko terulang pada kehamilan berikutnya bisa meningkat.

3. Paparan zat berbahaya seperti obat tertentu, bahan kimia, atau radiasi selama kehamilan.

4. Kondisi kesehatan ibu, seperti diabetes yang tidak terkontrol, juga dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan ini.

Jadi, menjawab pertanyaan “apakah bayi tanpa tempurung kepala bisa hidup?”, secara medis jawabannya adalah tidak bisa bertahan lama. Kondisi anensefali membuat bayi kehilangan sebagian besar otaknya. 

Posting Komentar