Ribuan Umat Katolik Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore, Ini Rangkaian Acaranya
![]() |
Jenazah Paus Fransiskus (Dok. Ist) |
Jawaupdate.com - Hari ini, Sabtu (26/4), dunia menyaksikan peristiwa bersejarah, pemakaman Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dicintai umat dari berbagai penjuru.
Sekitar 250 kardinal, uskup, pastor, biarawan, dan biarawati hadir untuk memberikan penghormatan terakhir di Basilika Santa Maria Maggiore.
Prosesi dimulai pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB. Peti jenazah Paus Fransiskus, yang telah disegel pada Jumat malam (25/4), ditempatkan di pelataran depan Basilika, persis di hadapan altar utama.
Upacara ini menjadi awal dari sembilan misa yang akan berlangsung setiap hari hingga 4 Mei mendatang di Basilika Santo Petrus.
Misa pemakaman dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal, sesuai dengan tata cara Ordo Exsequiarum Romani Pontificis.
Para kardinal dan patriark tampil mengenakan pakaian liturgi ungu dengan mitra damask putih, sementara para uskup mengenakan mitra putih polos, menandai perbedaan dalam hierarki gerejawi.
Dalam liturgi, umat akan mendengarkan bacaan Kitab Kisah Para Rasul, Surat Santo Paulus kepada Orang Farisi, serta Injil Yohanes.
Khotbah akan disampaikan langsung oleh Kardinal Dekan, diikuti doa umat beriman dalam berbagai bahasa: Prancis, Arab, Portugis, Polandia, Jerman, dan Mandarin.
Suasana haru akan semakin terasa dengan kehadiran Paduan Suara Kapel Sistina, yang menyanyikan kidung-kidung perpisahan untuk Paus Fransiskus, sebagai penghormatan terakhir dari tradisi Gereja.
Setelah misa selesai, peti jenazah akan diarak menuju Basilika Santa Maria Maggiore, menempuh perjalanan sekitar empat kilometer melintasi jalan-jalan utama Roma.
Prosesi ini dilakukan dengan lambat, memberi kesempatan umat untuk memberikan salam perpisahan.
Jalur ini dipilih dengan penuh makna. Semasa hidup, Paus Fransiskus kerap berdoa di hadapan ikon Salus Populi Romani di Basilika tersebut, sebelum dan sesudah melakukan 47 perjalanan kerasulannya, bahkan baru-baru ini setelah dirawat di rumah sakit.
Setiba di Basilika Liberia, peti jenazah disambut oleh kelompok orang miskin dan kaum terpinggirkan, kelompok yang sangat dekat di hati Paus Fransiskus.
Mereka akan menjadi yang terakhir memberikan penghormatan sebelum jenazah dibawa ke altar untuk upacara pribadi.
Dalam prosesi di altar, Kardinal Camerlengo Kevin Farrell akan menandai peti jenazah dengan stempel resmi, bersama perwakilan dari Prefektur Rumah Tangga Kepausan, Kantor Perayaan Liturgi, serta Kapitel Liberia.
Paus Fransiskus akan dimakamkan di makam yang telah disiapkan, disertai upacara pemberkatan dengan air suci.
Setelah itu, doa Regina Cæli akan dipanjatkan, menandai berakhirnya upacara secara resmi.
Sebagai bagian dari prosedur gerejawi, notaris Kapitel Liberia akan menyusun dan membacakan akta pemakaman yang kemudian ditandatangani oleh para pejabat tinggi Vatikan yang hadir.
Upacara ini diperkirakan selesai pada pukul 14.00 waktu setempat atau 19.00 WIB, disiarkan langsung ke seluruh dunia, memungkinkan umat dari berbagai belahan bumi ikut menyaksikan dan berdoa.
Tak kurang dari 130 negara dan organisasi internasional mengirimkan delegasinya.
Tercatat 12 raja, 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan, serta pejabat tinggi lainnya hadir memberikan penghormatan.
Ratusan ribu umat dari beragam latar belakang budaya, sosial, dan politik juga tumpah ruah di sekitar Basilika, mencerminkan semangat inklusif Paus Fransiskus yang sepanjang hayatnya mengajarkan kasih kepada "setiap orang, tanpa terkecuali."
Dalam kepergiannya, Paus Fransiskus kembali mempertemukan dunia dalam satu doa dan rasa hormat yang mendalam. Seorang gembala yang sederhana, namun meninggalkan warisan cinta dan persatuan yang abadi.